Orasi Kebangsaan di Lapas Madiun, Gus Miftah Sampaikan Tanggungjawab Sebagai WBP
Madiun, tempoNews - K.H Miftah Maulana Habiburrahman atau yang akrab di sapa Gus Miftah menggelar Obrolan Rasional Aktual Spiritual Intelektual (ORASI) Kebangsaan di Lapas Kelas I Madiun pada Jumat (24/02).
Hadir dalam kegiatan tersebut Kakanwil Kemenkumham Jatim Imam Jauhari dan Wakil Walikota Madiun Inda Raya Ayu Miko Saputri.
Orasi Kebangsaan ini juga bertujuan untuk menangkal paham radikalisme serta memantapkan nilai ideologi Pancasila.
Gus Miftah menyampaikan bahwa negara Indonesia memiliki enam "kamar" besar yaitu Islam, Kristen, Katolik, Hindu Budha dan Konghucu. Karena itu sikap saling menghargai sangat diperlukan untuk menciptakan negara yang damai.
"Kembali ke kamar masing-masing dan jangan mengganggu umat beragama yang lain. Karena semua agama adalah benar bagi penganutnya," terangnya.
Mencintai negara, lanjutnya, adalah bagian dari iman. Hal tersebut sesuai dengan Resolusi Jihad yang Hadratussyekh KH Hasyim Asy'ari pada 22 Oktober 1945.
"Kenapa kita harus mencintai Indonesia, karena di negara inilah kita lahir, besar dan hidup. Maka sudah mnjadi kewajiban kita untuk mencintai NKRI," pungkasnya.
Tanggung jawab sebagai WNI juga tidak boleh diabaikan. Dan sebagai Warga Binaan Pemasyarakatan, maka cara terbaik bertanggungjawab adalah tidak berulah di lapas dan berperilaku yang baik.
"Lapas adalah lembaga pembinaan, dan jalan dakwah substansinya adalah pembinaan," katanya.
Menurutnya menjadi penting itu baik, tapi lebih penting lagi menjadi baik. "Karena itu jadikan cita-citamu itu menjadi orang baik," terangnya.
Karena itu ada tiga hal yang patut dilakukan yang pertama adalah sadari kesalahan, sesali perbuatan tersebut dan niat untuk bertobat dan tidak akan mengulanginya.
Sementara itu Kakanwil menyampaikan kegiatan Orasi Kebangsaan tersebut sangat baik dan memberikan dampak positif baik kepada seluruh petugas dan WBP Lapas Madiun.
"Semoga ini menjadi jalan kebaikan untuk kita semua, terutama WBP sehingga saat keluar nanti mereka dapat diterima kembali dan memberikan efek positif kepada masyarakat sekitar tempat mereka tinggal," tandasnya.
Dalam kegiatan tersebut Gus Miftah juga berkesempatan memberikan sebuah nama pesantren yang berada di dalam Lapas Madiun yaitu Hayatus Salam yang artinya selamat hidupnya. (Redho)